Pages

Wednesday 20 October 2021

 


SIRAJUDDIN JALIL

I recently completed a master's program at the University of Indonesia majoring in Physics.  Passionate especially on science, education, and technology.  Currently working on research in the field of phenomenogical physics with the topic of Kaon-Lambda Photoproduction. 

I had experience teaching physics and mathematics before going on to pursue a Master's of Theoretical Physics. During school and college, I'm often delegates to the national science Olympiads. 


Tuesday 5 October 2021

Peraih Nobel Fisika 2021 Tentang Penjelasan Sistem Fisis Kompleks

Penghargaan Nobel fisika 2021 diberikan kepada tiga orang fisikawan Syukuro Manabe (Princeton University, USA), Klaus Hassemann (Max Plack Institute, Germany), dan Giorgio Parisi (University "La Sapienza", Italia) atas kontibusi terobosan mereka untuk pemahaman tentang sistem fisis kompleks. Ini disampaikan pada hari Selasa, 6 Oktober 2021 oleh The Royal Swedish Academy of Sciences. Komite Nobel ini sehari sebelumnya telah mengumumkan peraih Nobel bidang kedokteran 2021 kepada ilmuwan Amerika Serikat David Julius dan Ardem Patapoutian atas penjelasan tentang mekanisme reseptor untuk suhu dan sentuhan (temperature sensing).

Peraih Nobel Fisika 2021 (www.nobelprize.org)

Pemberian penghargaan kepada ilmuwan yang berjasa terhadap temuan di bidang fisika tersebut diberi hadiah sebesar 10 juta kronor swedia atau sekitar 16,3 miliar rupiah.

Apa penemuan mereka?

Jika kita melihat alam semesta maka kita akan memperoleh sistem yang sangat kompleks misal bagaimana cuaca bisa terbentuk dan juga bagaimana suatu sistem mikroskopik yang acak. Tahun ini hadiah nobel diberikan setengah kepada Syukuro Manabe dan Klaus Hassemann dalam menjelaskan model fisis iklim di bumi serta prediksi gas rumah kaca di atmosfer bumi untuk memprediksi pemanasan global. Sedangkan setengahnya lagi kepada Giorgio Parisi dalam bidang fisika teori terkondensasi.

Syukuro Manabe dalam laman di Princeton University, dia mengembangkan model radiasi-konvektif atmosfer dan mengeksplorasi peran gas rumah kaca seperti uap air, karbon dioksida dan ozon dalam mempertahankan dan mengubah struktur temperatur atmosfer. Ia telah berkontribusi dalam eksplorasinya tentang gas rumah kaca sejak tahun 60an. Salah satu penelitiannya bersama Kirk Bryan mengembangkan model sirkulasi dari sistem terkopel dari tiga elemen penting di bumi yakni atmosfer-lautan-daratan. Model mereka tentunya bukan hanya penting dalam menjelaskan fenomena pemanasan global kedepannya tetapi juga bagaimana variasi alami iklim bekerja dari skala musiman hingga ratusan tahun yang akan datang.

Sementara itu, kontribusi Klaus Hassemann yakni berhasil membuat model akurat yang menghubungkan antara cuaca dan iklim, sehingga menjawab pertanyaan mengapa model iklim dapat diandalkan meskipun cuaca berubah dan tidak teratur. Metodenya telah digunakan untuk membuktikan bagaimana temperatur yang meningkat di atmosfer akibat dari emisi gas karbon dioksida yang dikenal dengan Hassemann Model.

Sedangkan Giogio Parisi dalam konferensi pers mengatakan bahwa banyak cara dalam memahami dan menggambarkan banyak sistem atau material yang berbeda dan tampak sepenuhnya acak. Tetapi dibalik itu dapat ditemukan pola dari material kompleks. Salah satu penelitiannya yakni tentang material kaca. Eh, jadi ingasquid game “glass stepping stone” hehe. Jika di drama Netflix itu dijelaskan bagaimana peserta harus bisa membedakan kekerasan kaca yang ada, Penelitian Giorgio Parisi lebih ke sistem skala mikro dari gelas. Singkatnya pekerjaannya memprediksi struktur kaca dengan mempelajari mikroskopik spinnya. Bidangnya merupakan fisika terkondensasi tentang spin kaca yang dapat menghubungkannya dengan struktur dari kaca. Penelitian itu telah selesai dari segi teori, eksperimen, simulasi dan teoremanya. Penutup wawancaranya mengatakan bahwa karena pandemi tidak bisa berbuat banyak dalam merayakan penghargaan Nobelnya.

Apa kaitan kedua bidang tersebut?  

Menariknya terdapat dua bidang dari penghargaan  Nobel tahun ini yang seolah berbeda. Hadiahnya juga dibagi menjadi dua. Tentu kaitannya bahwa kedua bidang tersebut dapat ditinjau mempelajari suatu sistem kompleks, memprediksinya dari pemodelan yang cukup akurat. Kuncinya adalah mereka bisa mengetahui bagaimana variabilitas dari sistem tersebut. 

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(Sirajuddin Jalil, Mahasiswa S2 Ilmu Fisika UI)