Pages

Sunday 20 September 2020

Tentang Film Dokumenter Netflix - Dilema Sosial Media "The Social Dilemma"

     Users, sebutan bagi pengguna media sosial, aku contohnya, kadang memikirkan keamanan data pribadi di media sosial. Mungkin bagi kalian juga. Tapi alih-alih membahas tentang keamanan personal data dari user pada media sosial. Film dokumenter Netflix, The Social Dilemma, mengangkat isu tentang bagaimana media sosial memanipulasi orang-orang. Manipulasinya bukan hanya terhadap rekomendasi teman. Tapi di luar dari itu, bisa mengacaukan kelangsungan kehidupan umat di muka bumi. Atau yang lebih dapat  dirasakan, bisa mempengaruhi mood penggunanya hingga dapat mengatur berita atau adsense yang ditampilkan di feed medsos kita.

     Pada film dokumenter tersebut pertama membahas tentang sosmed yang mengubah kelakukan (behavior) orang-orang terutama young generation. Sosial media bahkan memberikan potensi untuk membuat orang-orang menjadi lebih adiktif, atau kecanduan bermain medsos . Layaknya obat-obatan atau narkotika. Di filmnya, digambarkan secara singkat seorang remaja putri yang kecanduan terhadap sosial media untuk mendapat likes dan comments dari temannya. Itu positif, tentu bagus membuat dia menjadi happy. Tapi ketika mendapat komentar buruk malah moodnya menjadi berubah, menjadi sedih. Disayangkan bahwa hanya pujian sementara yang didapatkannya. 

    Tristan Harris, ex Google worker, juga mengatakan bahwa sosmed dapat memanipulasi our mind. Ibaratnya, media sosial seperti seorang magician, yang pandai memanipulasi penglihatan sesorang. Padahal sang magician tersebut sebetulnya sudah merencanakan apa yang ingin ditampilkannya dan bagaimana dia melakukannya. Begitu juga dengan media sosial termasuk mesin pencari di internet bekerja. 


Monday 8 June 2020

Tebak Password Sosial Media




Tebak Password Sosial Media. Tebakan Matematika. Level Sedang

Seorang anak memiliki password sosial media delapan angka. Empat angka pertama adalah angka beda. Angka pertama merupakan angka genap yang juga merupakan bilangan prima. Angka kedua selisihnya 4 dengan angka keempat. Angka ketiga merupakan hasil perkalian angka pertama dan angka keempat. Sedangkan empat angka terakhir adalah empat angka pertama yang diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar. Tuliskan password anak tersebut! (dalam kolom komentar)



Monday 25 May 2020

Statistik peluang dependen dan independen: case masuk surga untuk dua agama dari akun receh

     Ada teman di twitter yang me-retweet postingan dari akun receh. Menarik karena tweet pic tersebut membahas tentang peluang. Ini  aku screen shoot aja postingannya.

diambil dari akun @recehtapisayang

    Kali ini kita ngebahasnya bukan dari segi agama tapi dari segi ilmu statistika/peluang. Untuk yang belum pernah belajar statistika, mungkin kita bisa bahas sedikit tentang peluang dua kejadian yang saling bebas (independen) dan juga peluang dua kejadian yang saling terpisah (dependen). 

     Pertama, kita ambil contoh dua dadu (dice). Kedua dadu ini memiliki 6 sisi (1,2,3,4,5, dan 6). Jelas bahwa peluang untuk mendapatkan misalnya angka 3 adalah 1/6. Begitupun peluang mendapatkan angka 2 adalah 1/6, dst. Oke, sekarang kita memberikan contoh bagaimana maksud kejadian independen. 
Kejadian independen yaitu:
-  Hasil dari suatu kejadian tidak mempengaruhi kejadian lain
-  Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling independen maka peluang keduanya terjadi adalah perkalian peluang keduanya 
P (A dan B) = P(A) P(B)
Contoh kejadian independen:
Saat kita melemparkan kedua dadu secara bersamaan maka peluang untuk mendapatkan angka 3 adalah 1/6 dan juga peluang untuk mendapatkan angka 3 pada dadu kedua adalah 1/6. Jadi peluang mendapatkan angka 3 pada kedua dadu adalah: P (3 dan 3) = P(3) P(3) = (1/6)(1/6) = 1/36.

   Sedangkan dua kejadian dikatakan dependen jika hasil dari kejadian pertama mengubah probabilitas (peluang) kejadian berikutnya. Contoh kejadian dependen adalah pengambilan kartu remi tanpa pengembalian. Peluang mendapatkan salah satu keriting pada pengambilan pertama tidak lain adalah 13/52. Setelah pengambilan pertama kartu berikutnya tidak dikembalikan lagi artinya tersisa 51 kartu. Nah pada pengambilan kedua, peluang mendapatkan sekop adalah 13/51. Karena peluangnya berubah maka kita sebut sebagai dua kejadian yang saling dependen. 

     Kembali ke masalah utama, apakah tweet @recehtapisayang itu benar demikian? Jika nantinya ada surga dan neraka, maka peluang masuk surga secara statistik adalah 1/2. Dalam tweet pic tersebut mengatakan kalau mempunyai dua agama. Jika kita tinjaunya sebagai kedua kejadian independen maka peluangnya adalah perkalian antar keduanya P (A dan B) = P(A) P(B) = (1/2)(1/2) = 1/4. Malah lebih kecil. 

     Kita dapatkan kalau ternyata peluangya masuk surga malah lebih. Andai dia hanya memilih satu agama maka peluangnya lebih besar yaitu 1/2. Eitts, tapi tunggu dulu. Kalau peluangnya masuk surga adalah 1/4 berarti peluang masuk neraka dengan  menggunakan statistik independen juga 1/4. Jadi, peluangnya sebenarnya berapa sih? Apa mungkin tweet pic itu juga ada benarnya? Untuk memudahkannya coba liat tabel yang udah aku buat di bawah.
Tabel itu sederhana aja ingin memperlihatkan kalau ada empat kemungkinan (sel/slot) yaitu surga-surga, surga-neraka, neraka-surga, atau neraka-neraka. Nah, sebenarnya yang kita hitung tadi adalah peluangnya masuk surga-surga yang tidak lain adalah 1/4. Kalau peluangnya masuk neraka-neraka juga 1/4, juga lebih kecil. Yang peluangnya tetap 1/2 adalah masuk surga dan neraka. Nah, tweet pic tadi mengatakan peluangnya malah lebih besar. Itu seolah-olah benar aja tapi sebetulnya keliru sesuai di bionya, kadang suka ngga bener juga. Seolah-olah benar karena dia melihatnya ada tiga surga di 4 slot atau sel(cell) yang tersedia. Receh betul.

Tentunya tweet tersebut cuma untuk recehan aja jadi kita pun bisa menjawabnya secara receh. Kalau pemaparan aku ini mau dianggap serius juga boleh hehe. See you next time, ada ide yang lebih mahalan? Comment below :)


     

Wednesday 11 March 2020

SOAL DAN JAWABAN KSN Fisika Tingkat Kabupaten (KSN-K) Tahun 2020

Berikut adalah soal tes Kompetisi Sains Kabupaten (KSN-K) Bidang Fisika Tahun 2020. Yang dilaksanakan tanggal 10 Maret 2020 di setiap Kabupaten/Kota.

Monday 3 February 2020

Perbedaan Hadron dan Lepton

      Terdapat 4 (empat) gaya fundamental di alam yang dikenal yakni gaya gravitasi (gravitational force), gaya elektromagnetik (electromagnetic force), gaya lemah (weak force), dan gaya kuat (strong force). Kita dapat mengklasifikasikan partikel-partikel berdasarkan gaya fundamental atau interaksi yang bekerja padanya.  Namun efek gaya gravitasi sangat lemah pada level partikel subatomik, sehingga diabaikan dalam perhitungan penelitian saat ini. Klasifikasi berdasarkan interaksi yang bekerja pada partikel, kita bedakan menjadi kelompok hadron dan kelompok lepton. 
Gambar 1. Klasifikasi partikel berdasarkan interaksinya

      Semua partikel yang bekerja interaksi kuat padanya kita sebut sebagai hadron. Dalam hal ini, gaya elektromagnetik dan gaya lemah juga bekerja. Contoh partikel hadron yakni proton, neutron, dan pion. Sedangkan partikel yang tidak bekerja gaya kuat padanya, atau dengan kata lain menyisakan gaya elektromagnetik dan gaya lemah sebagai interaksi yang dominan kita sebut sebagai lepton. Contoh partikel lepton yaitu elektron dan neutrino. Untuk rangkumannya dapat dilihat seperti pada Gambar 1 di atas.