Mengenai
pasar bebas ASEAN 2015 atau tidak terlepas dari ASEAN Economic Community (AEC)
di tahun 2015 nanti dimana AEC ini mirip dengan Uni Eropa. AEC ini pada
dasarnya berfungsi untuk berintegrasinya seluruh Negara di kawasan Asia
Tenggara untuk menjadi organisasi yang lebih solid dan maju dalam membangun
kebersamaan untuk satu tujuan, mendorong kekompakan, meningkatkan
kesejahteraan, dan saling peduli. Ada 3 hal yang menjadi bahan dalam AEC 2015
nantinya yaitu: (1) Komunitas politik dan keamanan, (2) Bidang ekonomi, dan (3)
Sosial dan budaya. Dari ketiga hal tersebut jika nantinya AEC 2015 tetap
dilaksanakan maka salah satu dampaknya
pada bidang ekonomi adalah pasar bebas di kawasan Asia Tenggara. Dengan adanya
pasar bebas ASEAN 2015 maka akan tercipta persaingan produk barang dan jasa.
Jika setiap Negara mempersiapkan dirinya dengan baik dalam menghadapi pasar
bebas ini, maka dampaknya yaitu akan meningkatkan stabilitas perekonomiannya.
Namun jika Negara misalnya Indonesia, tidak menghadapinya dengan serius maka akan
berdampak pada pengangguran.
Sekarang ini, tenaga kerja kita kurang bersaing dalam
bidang formal karena lulusan perguruan tinggi sebagian besar hanya bermodalkan
ijazah dan tidak memiliki kualifikasi yang baik. Sangat jarang di antara mereka yang
memiliki kualifikasi tertentu apalagi terstandar secara nasional maupun
internasional. Guna mengatasi permasalahan tersebut,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerbitkan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Dalam Perpres dimaksud diatur, bahwa capaian pembelajaran
yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja harus dinyatakan dalam
sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi. Sementara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja dinyatakan dalam bentuk
keterangan yang dikeluarkan oleh tempat yang bersangkutan kerja. Dalam
menerapkan kebijakan tersebut, Pemerintah dapat belajar dan menerapkan sistem
standardisasi di negara-negara maju yang akseptabilitasnya sudah luas agar
kualitas TKI kita dapat setara dan bahkan diakui di negara lain. Namun
demikian, yang terpenting dalam meningkatkan kualitas TKI adalah dengan
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal menghambat
penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Oleh karena itu, perlu dicari solusi
yang tepat guna meningkatkan efektifitas, efisiensi dan standardisasi
pengajaran, di samping memperbaiki sarana fisik, kualitas guru, kesejahteraan
guru, serta pemerataan pendidikan hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Indonesia dalam menghadapi pasar bebas
ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN tersebut. Namun kondisi
ketenagakerjaan dalam negeri saat ini diakui pemerintah masih kritis.
"Kondisi kritis kita ada dua. Pertama, kita akan menghadapi pengangguran
yang akan semakin besar jumlahnya. Kondisi kritis kedua, kita akan memasuki
masyarakat ekonomi ASEAN 2015, di mana waktunya tingal setahun. Sementara SDM
(sumber daya manusia) kita, keterampilannya, kompetensinya masih amat sangat
mengkhawatirkan," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin
Iskandar. Sementara
menurut Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menegaskan bahwa Indonesia harus
siap menghadapi ASEAN Economic Community 2015, baik masyarakat, infrastruktur,
maupun pemerintahnya.
Peserta diskusi
lain berpendapat hal yang sama bahwa dalam satu tahun kedepan pemerintah akan
kesulitan mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi pasar ASEAN
tersebut. Menurut
peserta diskusi lain bahwa salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah melanjutkan pembangunan diberbagai sektor teutama disektor
kewirausahaan seperti wirausaha dengan mengedepankan kearifan lokal. Dengan
adanya pasar bebas ASEAN tersebut maka seluruh investor dari Negara di kawasan
Asia Tenggara ini lebih mudah dalam menanamkan modalnya, dan jika pemerintah
mendorong usaha kecil dan menengah untuk berbenah diri maka kedepannya
diharapkan lapangan kerja lebih mudah didapat serta mengurangi pengangguran.
Namun, jika pemerintah tidak siap dalam menghadapi pasar bebas ASEAN tersebut
maka dampak negatif akan segera menggerus tenaga kerja kita yang berada
digolongan buruh. Agar golongan buruh tersebut bias bersaing dengan buruh dari
Negara lain maka seharusnya pemerintah lebih giat dalam meningkatkan skill para buruh kita terutama kecakapan
berbahasa Inggris.
Kesimpulan dari tema diskusi tersebut yaitu dalam satu taun kedepan
pemerintah harus lebih giat dalam membuka lapangan kerja baru, terutama
wirausaha-wirausaha baru. Namun bukan hanya itu ada hal lain yang tidak kalah
penting yaitu pembangunan infrastruktur itu sendiri. Selain itu, dalam
menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 pemerintah harus memanfaatkan sumber daya
alam Indonesia yang begitu kaya untuk dapat dikelola sendiri. Salah satu solusi
pemerintah yaitu meningkatkan kemampuan buruh kita, pemerintah jangan
membiarkan buruh kita hanya menunggu pasar bebas ASEAN saja. Namun seharusnya
melakukan langkah khusus agar TKI kita tidak menjadi kaum pengangguran. Hal
yang terpenting yaitu sebagai mahasiswa lulusan perguruan tinggi tentunya kita
juga harus mencari strategi yang jitu agar ketika pasar bebas ASEAN 2015
dilaksanakan kita tidak menjadi pekerja golongan bawah tetapi memiliki
kemampuan professional yang tentunya dapat kita capai dengan menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Namun
agar masyarakat disekitar kita tidak menjadi pengangguran, agar membangun
wirausaha dan pempekerjakan kaum yang pengguran sehingga Indonesia bisa Berjaya
dalam pasar bebas ASEAN 2015.
No comments:
Post a Comment